Asalamu'alaikum wr. wb.
Pada suatu kesempatan, pernah dosen pengajar mengajukan pertanyaan kepada kami yang membuat gue sangat gatel untuk menjawabnya, pada saat itu adalah pelajaran IBD di kampus gunadarma. Ada dua pandangan menurut gue, jika dikaitkan manusia purba kala dengan bahasa. Pandangan pertama adalah pandangan menurut agama dan pandangan kedua adalah pandangan menurut Sains atau para Ilmuwan. Langsung saja kita jabarkan,
- Menurut Agama
Kalau menurut agama, jelas manusia purba sudah memiliki bahasa, karena menurut agama manusia pertama adalah Nabi Adam lalu Siti Hawa. Dan didalam kitab suci, gue ambil contoh disini Al-Quran, Nabi Adam dituliskan dalam Al-Quran sedang berbincang dengan Allah SWT ketika disurga dan pula berbincang dengan istrinya Siti Hawa, sangat tidak mungkin si nabi selaku manusia purba versi agama berbincang dengan menggunakan bahasa isyarat yang seperti para Ilmuwan sampaikan. Didalam suatu bacaan mereka dikatakan menggunakan bahasa Ibrani untuk berkomunikasi, jadi sangat tidak mungkin mereka menggunakan bahasa 'monyet' yang masih 'uuaa' saat berbincang dengan Allah, para malaikat, ataupun Siti Hawa.
Itulah mengapa didalam Al-Quran disebutkan bahwa manusia adalah makhluk paling sempurna di antara makhluk-makhluk lainnya. Karena ketika Allah SWT sudah menciptakan manusia pertama dari tanah liat, Allah menyerukan kepada iblis dan para malaikatnya untuk sujud kepada Nabi Adam AS. Dan juga ketika Nabi Adam sudah tercipta, Allah mengajaknya berkeliling di surga, dan mengajarkan segala jenis sesuatu yang ada di surga tersebut dan menunjukan ilmu yang disampaikan Allah kepada malaikat sehingga membuat malaikat kagum dengannya. Jadi, kesimpulannya adalah manusia adalah makhluk dengan derajat tertinggi dan tentu sudah berbahasa.
- Menurut Sains atau Ilmuwan
Jika menurut versi Sains, manusia purba belum memiliki bahasa, karena disebutkan bahwa dahulu kita adalah 'kera' yang masih bodoh, yang masih terus belajar cara untuk bertahan hidup, berkomunikasi, berburu, menjebak mangsa, bahkan cara berjalan. Karena dengan segala macam kebutuhan, akhirnya mereka terus belajar bagaimana cara berkomunikasi dan setahap demi setahap akhirnya mereka pun membuat kosa kata baru dan seterusnya hingga kita mampu berbahasa seperti sekarang ini.
Namun banyak dari kita setuju dengan evolusi manusia ini, bahkan setiap sekolah pun wajib siswa siswinya untuk menghapal tahapan-tahapan evolusi manusia dari kera hingga manusia. Jujur gue sendiri lebih suka dan lebih percaya kepada versi agama ketimbang versi Sains yang kebenarannya masih banyak keraguan karena belum adanya alat bukti yang kuat untuk membuktikan itu semua. Dan gue sangat tidak setuju bila kita nih, manusia super jenius yang mampu ke mars, adalah dulunya hewan atau kera atau monyet. dan sangat kasihan gue kepada para leluhur gue sekarang seperti monyet, kera, orang utan yang gagal berevolusi menjadi manusia. Memang disitulah pertanyaannya, jika kita memang berasal dari kera atau monyet, mengapa sampai sekarang mereka masih ada?
0 komentar:
Posting Komentar