Awkward moment atau moment canggung

http://www.g33kwatch.com/editorials/geek-advice/end-awkward-friendship-advice/         
           Setiap orang pasti pernah mengalami awkward moment, gue pun juga pernah mengalami  hal ini. dan pasti ketika kita berada di momen seperti ini, kita berusaha mencari celah keluar sembari berfikir untuk membuat keadaan seasik mungkin. Namun kalau hal itu gagal, momen canggung akhirnya tidak bisa di hindari dan kita yang mengalaminya mau gak mau harus mati menahan malu, bukan “mati menahan rindu” . oke di artikel ini gue akan menceritakan beberapa momen canggung yang pernah gue alami, dan akan memberikan beberapa saran interaktif agar kalian bisa terhindar dari awkward moment. Ini artikel ga penting banget ya… Hhah! Just for fun. Lets get start it!!!

(Cerita pertama)
          Pada saat itu di hari biasa dan baju biasa pokoknya semua serba biasa hanya rutinitas semata, gue berangkat kuliah naik motor. Sesampainya di sana gue liat jadwal, (padahal udah empat bulan kuliah masih lupa aja sama jadwal) dan gue kaget ternyata kelas di lantai enam, akhirnya gue milih naik lift.
          Ketika gue mau naik lift sembari nunggu lift turun, gue ngeliat yang nunggu cuma dia dan gue. Liat samping kanan kiri ga ada yang kepengen naik lift. Pas lift terbuka, gue masuk dan Cuma kita berdua di lift, dua orang asing yang belum pernah bertemu sebelumnya, ini bagaikan mandi berdua dengan orang asing, tempatnya lebih panas dari panic penggorengan, rasanya aneh banget di posisi ini. Mungkin Cuma gue yang ngerasa kaya gini ya, gue nya yang berlebihan. Di posisi seperti ini, otak gue langsung mengolah data dan berfikir keras untuk menghindari hal-hal bodoh seperti awkward moment itu. Akhirnya otak gue memberi lima pilihan:
  1.      Pura-pura megang hp untuk menghindari obrolan canggung
  2.       Negor SKSD gitu dan berusaha agar pede maksimal
  3.        Diam saja biar kan dan percaya pasti semua akan berlalu
  4.       Turun di lantai dua
  5.        Berusaha dengan sekuat tenaga membuka pintu lift yang sudah tertutup

         Dari semua pilihan yang dikasih sama otak gue, gue rasa lebih memilih pura-pura megang hape deh, karena pilihan lain bukan gue banget. Ditambah pilihan ‘5’ yang sempat terlintas di otak gue, digambarkan gue kayak orang gila ya haha. Begitulah gue ketika memilih pilihan ‘1’ dan terus keluar lift dan fucknya dia tetep di jalan yang sama dengan gue, gue dengan begonya sok sibuk dengan hape sampe masuk ruangan. Dia juga masuk ruangan… Asuuu dosen ternyata!!!

(Cerita kedua)
          Seperti cerita di atas yang serba biasa, tapi kali ini gue lebih enak deh walaupun canggung pastinya. Di hari yang biasa gue naik lift di lantai enam lagi, gue liat yang mau naik lift kok cewek semua ga ada satupun cowo kecuali gue yaa ciinn. Pas di dalem lift gue mojok di kelilingi cewe yang harum wanginya sembari ngibas rambut, pokoknya enak di pandang deh. Dan otak gue ngasih hanya tiga pilihan:
  1.        Sok cool ngomong gini “saya cowo sendiri yaa, jadi jangan rebutan”. Kalo berhasil semua         tertawa, kalo gagal semua diam dan di jamin besoknya lo kuliah pake topeng
  2.        Ngasih kode goblok seperti “eheem” atau “hmm” atau “huaaacuuuww”.. ga jelas sih tujuan       apa, namanya juga kode goblok
  3.        Diam
Sepertinya pilihan yang cocok untuk orang seperti gue adalah diam sembari menikmati indahnya satu lift dengan malaikat-malaikat cantik ini dengan baunya yang semerauk. Hahh


 (Cerita ketiga)
          Pada malam itu, kita sekeluarga sedang ngumpul, dan gue lebih suka main sama adek-adek gue. Kita saling bercanda tertawa memberi lawakan dan tebak-tebakan lucu. Gue pun mencoba memberi lawakan yang menurut gue lucu, gue ngomong dan ngomong sampe gue sadar lawakan gue Cuma buat orang dewasa aja karena ribet nya kata-kata yang gue katakan. Di akhir cerita gue berharap adek-adek gue ketawa tetapi malah sebaliknya, gue pun jadi bingung mau ngomong apa lagi karena sudah gagal kaya begini. Pilihan gue ya Cuma satu, langsung ke lawakan yang lebih mudah di pahami dan pura-pura tadi ga pernah gue alami.

(Cerita keempat)
           Momen canggung nya ketika lu sedang makan sekeluarga dan terjadi keheningan disaat makan bersama, tidak ada pembicaraan sama sekali, dan lu mencoba memulai pembicaraan gagal seperti, “wow piringnya cantik ya…?” lalu mama langsung jawab sama canggungnya dengan pertanyaan gue ,”Iyaa cantik yaa.. beli dimana pah?” papah Cuma bengong karena yang dia ga pernah beli peralatan rumah tangga. Atau engga situasi hening dimana lu terpaksa pindah tempat makan dan mencoba mencari kenyamanan dalam memakan makanan lu. Sungguh hal yang aneh memang kok bisa canggung sama keluarga sendiri, tapi itulah yang gue rasakan hehehe K.

(Cerita kelima)
          Pada saat itu di siang bolong, gue berjalan sendiri di suatu lingkungan rumah, lalu tiba-tiba melihat sesosok manusia yang gue rasa kenal sama tuh orang, dan gue pun sontak langsung manggil, “,woyy Jimboy,” dia pun melihat gue bingung. Dan saraf gue pun terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa sesosok manusia tersebut bukanlah si Jimboy. Disini, saraf terbangun gue memberi tiga pilihan:
  1.  Terus berjalan kedepan dan memanggil Jimboy sampai melewati dia dan berhenti memanggil jika target sudah tidak terlihat. Jangan dilakukan jika sedang ramai, nanti dikira orang gila.
  2.  Sksd dan sok ngobrol sama dia seakan lu kenal sama dia, dia pun ga tau lu siapa. Sulitnya di pilihan ini adalah lu harus  bisa Akting sehebat mungkin biar ga ketauan.
  3.  Jujur apa adanya dan meminta maaf kalau bisa berlutut sama dia memohon ampun karena telah salah manggil orang karena faktor kemiripan muka.

        Okee, berdasarkan pilihan yang dibuat oleh saraf gue, gue pun memilih pilihan nomor 2, pertama gue bilang gini ke dia

“Woy Jimboy, apa kabar lu?”. 
“wih udah gede ya sekarang, inget sama gue gak?”.
 “gila-gila, udah puluhan tahun dan kita kok bisa ketemu disini yah?”

          Okee ga sepenuhnya sukses tapi setidaknya gue bisa mengalihkan ke canggungan gue dan berakhir menjadi teman, dan kita pun kalo sekarang membicarakan hal yang dulu pernah terjadi kita tertawa terbahak-bahak, karena ga nyangka aja suatu pertemanan bisa terjadi karena hal yang sangat aneh. Dan gue pun bersyukur karena telah memilih pilihan nomor 2. Bayangin kalo gue milih pilih nomor 3, mungkin gue sudah dilaporkan ke rumah sakit jiwa dan di jemput paksa oleh polisi, lalu gue melawan dan mengatakan bahwa gue ga gila. Namun sayangnya hal itu justru semakin meyakinkan polisi bahwa gue benar-benar memang sudah gila. Karena suatu perlawanan yang deras itu, gue pun di eksekusi mati ditempat, dan orang-orang pun bersorak gembira. Okee too far

Itu saja yang saat ini bisa saya sampaikan guys see you next time
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar